Sunday, March 18, 2012

Teori Inteligensi Philip E. Vernon

Definisi Philip Ewart Vernon disebut Hierarchical Theoris. Dimana definisi inteligensinya merupakan gabungan dari teori Spearman dan Thurstone, namun diaplikasikan pada konsep G factor. Berikut ini adalah teori Spearman dan Thurstone yang menjadi acuan Philip E. Vernon :

A. Faktor Analisis oleh CHARLES SPEARMAN disebut TWO FACTOR THEORY
Pandangan Spearman (1927) mengenai inteligensi ditunjukkan dalam teorinya yang dikenal dengan nama teori dua faktor. Penjelasannya mengenai teori ini berangkat dari analisis korelasional yang dilakukannya terhadap skor seperangkat tes yang mempunyai tujuan dan fungsi ukur yang berlainan. Hasil analisisnya memperlihatkan adanya interkorelasi positif di antara berbagai tes tersebut. Menurut Spearman, interkorelasi positif itu terjadi karena masing-masing tes tersebut memang mengukur suatu faktor umum yang sama, yang dinamainya faktor g. Namun demikian, korelasi-korelasi itu tidaklah sempurna sebab setiap tes, di samping mengukur faktor umum yang sama, juga mengukur komponen tertentu yang spesifik bagi masing-masing tes tersebut. Faktor yang spesifik dan hanya diungkap oleh tes tertentu saja ini disebut faktor s.

Definisi inteligensi menurut Spearman mengandung dua komponen kualitatif yang penting, yaitu (1) eduksi relasi (eduction of relation), dan (2) eduksi korelasi (eduction of correlates). Eduksi relasi adalah kemampuan untuk menemukan suatu hubungan dasar yang berlaku di antara dua hal. Misalnya, dalam menemukan hubungan yang terdapat di antara dua kata “panjang-pendek”. Eduksi korelasi adalah kemampuan untuk menerapkan hubungan dasar yang telah ditemukan dalam proses eduksi relasi sebelumnya ke dalam situasi baru. Misalnya, bila telah diketahui bahwa hubungan antara “panjang” dan “pendek” merupakan hubungan lawan kata, maka menerapkannya dalam situasi pertanyaan seperti “baik - .....”, tentu akan dapat dilakukan.

B. Definisi Inteligensi oleh THURSTONE disebut MULTIFACTOR THEORY, yaitu :

• Tidak ada G factors, yang ada hanyalah Primary Mental Ability, yaitu : verbal comprehension, numerical, spatial visualization, perceptual ability, memory, reasoning, dan word fluency.
• Teori thurstone menghilangkan G sebagai komponen signifikan dari fungsi mental.

Teori inteligensi L.L. Thurstone & T.G. Thurstone juga dapat dikategorikan sebagai teori inteligensi yang berorientasi faktor ganda. Dari hasil analisis faktor yang mereka lakukan terhadap data skor rangkaian 56 tes yang dilancarkan pada siswa sekolah lanjutan di Chicago, mereka tidak menemukan bukti mengenai adanya faktor inteligensi umum. Menurut L.L. Thurstone, faktor umum tersebut memang tidak ada. Yang benar adalah bahwa inteligensi dapat digambarkan sebagai terdiri atas sejumlah kemampuan mental primer.

Berdasarkan hasil analisis tersebut, mereka mengatakan bahwa kemampuan mental dapat dikelompokkan ke dalam enam faktor dan bahwa inteligensi dapat diukur dengan melihat sampel perilaku seseorang dalam keenam bidang dimaksud. Suatu perilaku inteligen, menurut keduanya, adalah hasil dari bekerjanya kemampuan mental tertentu yang menjadi dasar performansi dalam tugas tertentu pula.

Dari hasil studi yang telah mereka lakukan, Thurstone menyusun Tes Kemampuan Primer Chicago dan menguraikan keenam faktor kemampuan sebagai berikut:
V:
(verbal), yaitu pemahaman akan hubungan kata, kosakata, dan penguasaan komunikasi lisan.
N:
(number), yaitu kecermatan dan kecepatan dalam penggunaan fungsi-fungsi hitung dasar.
S:
(spatial), yakni kemampuan untuk mengenali berbagai hubungan dalam bentuk visual.
W:
(word fluency), yaitu kemampuan untuk mencerna kata-kata tertentu dengan cepat.
M:
(memory), yaitu kemampuan mengingat gambar-gambar, pesan-pesan, angka-angka, kata-kata, dan bentuk-bentuk pola.
R:
(reasoning), yaitu kemampuan untuk mengambil kesimpulan dari berbagai contoh, aturan, atau prinsip. Dapat juga diartikan sebagai kemampuan pemecahan masalah.

Penelitian L.L. Thurstone & T.G. Thurstone selanjutnya menunjukkan bahwa keenam faktor tersebut tidaklah terpisah secara eksklusif dan tidak pula independen satu sama lain. Oleh karena itu, kesimpulan mereka, terdapat suatu faktor umum lain yang lebih rendah tingkatannya berupa suatufaktor-g tingkat dua. Faktor-g tingkat dua inilah yang menjadi dasar bagi semua faktor-faktor lain.

Sehingga  PHILIP EWART VERNON menyimpulkan (Subino Hadisubroto, 1984), bahwa dibawah faktor “G” itu terdapat dua faktor kelompok utama (major group factors) yang masing-masingnya adalah faktor pendidikan verbal (verbal educational factors) (v:ed) dan faktor praktis (practical factors) (k:m). Yang pertama dibagi kedalam dua faktor kelompok minor (minor-group factors), yakni verbal dan numerical; sedangkan yang kedua dibagi menjadi kemampuan keruangan (spatial ability), kemampuan manual (manual ability), dan kemampuan mekanik (mechanical ability). Masing-masing bagian tersebut dibagi lagi menjadi faktor-faktor spesifik yang sangat besar jumlahnya dan mencakup lingkup yang sangat khusus.

Mengenai faktor-faktor spesifik, Vernon berpendapat bahwa sebenarnya faktor-faktor spesifik itu tidak banyak memiliki nilai praktis dikarenakan kurang jelas relevansinya dengan kehidupan nyata sehari-hari. Oleh karena itu, menurut Vernon, lebih baik membicarakan faktor-faktor yang lebih umum dikarenakan faktor umum itulah yang berkorelasi lebih konsisten dan substansial dengan masalah kehidupan sehari-hari.

Sumber :
http://paul-arjanto.blogspot.com/2011/12/tes-kecerdasan-inteligence-test.html
http://imhems.wordpress.com/2011/05/17/perkembangan-kecerdasan-manusia/
http://edukasi.kompasiana.com/2010/12/07/bakat-dan-inteligensi/


Kelompok 10 :

Thursday, March 15, 2012

Psikologi Pendidikan dan Media Pembelajaran


         Di zaman sekarang ini teknologi mempunyai peranan penting dalam segala bidang, termasuk bidang pendidikan .  seperti kebanyakan yang kita liat sekarang ini, murid-murid dewasa ini tumbuh di dunia yang jauh berbeda dengan dimasa ketika orang tua dan kakek mereka masih menjadi murid. Jika murid ingin siap kerja, teknologi harus menjadi bagian integral dari sekolah dan pelajaran dikelas. (Earle, 2001; Geisert & Futrell, 2000; sharp, 2002).
           Revolusi teknologi adalah bagian dari masyarakat informasi dimana kita kini hidup. Teknologi telah menjadi bagian dari sekolah selama beberapa dekade, tetapi teknologi masih dipakai secara sederhana dan berubah secara lamban.  Namun, kini teknologi berubah secara dramatis.Semua remaja sudah menguasai penggunaan teknologi. Bahkan di sekolah mereka pun sudah menggunakan media pembelajaran baru seperti proyektor. 
       Jadi, benarlah bahwa media pembelajaran sekarang ini sangatlah berperan dalam pendidikan.
 


Wednesday, March 14, 2012

EMOSI DAN KOGNISI ??


Suasana hati bahagia membuat kita lebih efisien untuk menetapkan pilihan yang memuaskan, sementara suasana hati yang tidak bahagia membuat kita tersesat dalam pikiran yang tidak perlu.

Sumber:
King,Laura A.2010.Psikologi Umum: Sebuah Pandangan Apresiatif, Buku 2.Jakarta:Salemba Humanika

Saturday, March 10, 2012

Bagaimana Pandangan Kami Mengenai Pembuatan Email dan Blog terkait Fenomena Pendidikan?



        E-Learning= Pinter + Gaul
      
      Kemajuan yang pesat di bidang teknologi tentu membawa berbagai dampak bagi kehidupan manusia. Misalnya saja dalam bidang pendidikan. Berbagai fenomena pendidikan yang muncul di indonesia , misalnya e-learning  dimana siswa dituntut untuk tidak hanya sekedar  belajar di ruang formal seperti kelas, tetapi siswa juga dapat belajar dengan mengakses internet. Selain itu, media pembelajaran juga semakin canggih seperti penggunaan papan tulis yang semakin sedikit , yang digantikan oleh keberadaan proyektor sebagai media ajar baru. 

       Sama halnya dengan yang terjadi di bangku universitas dimana kita juga dituntut untuk aktif tidak hanya melalui proses belajar di kelas namun juga secara online. membuat email dan blog contohnya, ini merupakan bentuk dari pengaplikasian teknologi dalam proses belajar dan mengajar. melalui email dan blog ini para mahasiswa dituntut untuk lebih aktif dalam membangun pengetahuan yang dituangkan dalam bentuk tugas.

       Bila dihubungkan dengan strategi pengajaran oleh William James dan John Dewey dalam prinsip  konstruktivismenya yang menekankan agar individu secara aktif dalam membangun pengetahuan dan pemahaman. Jadi,  dapat dikatakan bahwa konsep strategi pengajaran ini sudah terlaksana dalam mata kuliah psikologi pendidikan.
  
 Lalu, apa sih hubungan antara e-learning dengan menjadi pinter + gaul?

Nah, pinter disini bukan berarti harus dengan cara membaca buku terus-menerus. Pinter dalam artian luas itu berarti kita mampu untuk menggunakan ilmu yang kita dapat tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya, konsep-konsep cara mengajar yang kita dapatkan dari mata kuliah Psikologi Pendidikan dapat kita terapkan di rumah ketika adik kita meminta kita untuk mengajarkan pelajarannya yang kurang dimengerti. Kaitannya dengan e-learning adalah seperti yang dikatakan sebelumnya, kita dapat mengakses informasi melalui internet, tidak hanya pada situs-situs formal, namun juga nonformal.

Kalo gaul disini tidak hanya sekedar nongkrong di kafe atau jalan-jalan di mall bareng temen, tapi lebih dikaitkan dengan bagaimana kita bisa selalu mendapatkan informasi baru dan tidak ketinggalan zaman. Dalam proses mencari informasi baru itu, secara tidak sengaja kita berkenalan dengan orang-orang baru.

Jadi, wawasan yang kita dapat dari e-learning akan membuat kita menjadi lebih gaul karena orang yang gaul tentunya memiliki informasi yang update serta orang yang memiliki banyak informasi update adalah orang yang pinter.

Pada akhirnya, konsep e-learning bisa menjadikan orang pinter + gaul tergantung pada setiap individu yang memanfaatkannya.

Laili Isrami

Adinda Andini

*Cuap.cuap .........

Huwaaaaa... 
thanks to **** yang udah bantuin buat blog :D
thanks to mata kuliah Psikologi Pendidikan !!! kalo gak karna Psi. Pendidikan, mungkin tia gak bakal nyentuh makhluk yang bernama " BLOG" . hahahah, serasa dramatis kali bah... :D
Hemhh..
kesan pertama kali buat BLOG tuh gak kebayang. Sama sekali gak tau apa.apa -_-"
gak tidur semalaman karna mikirin nasib BLOG tia cemana.. hehehe ( agak lebay)
liat blog temen.temen yang udah ada postingan, jadi cemanaaa gituuu..(mikir, punya awak belom ada isinyaa) hahhaha :D .
Sebenernya sih lebih karna bingung mau posting apaan di blog..
tapi tak mengapa lahh, Let's TRY and BEGIN.......